Pemerhati-ku

Sabtu, 06 September 2008

Lagi-lagi FPI

Lagi-lagi FPI


ini sekali lagi tentang kegiatan organisasi masyarakat (Ormas) yang menamankan dirinya Front Pembela Islam (FPI) di lingkungan sosial yang heterogen di indonesia. Sudah dilarang dan akan ditindak tegas oleh aparat keamanan sesuai hukum yang berlaku, jika mereka masih melakukan upaya penegakan hukum sendiri, eh masih nekad saja.


Ibarat papatah banyak jalan menuju roma. Kali ini yang dilakukan oleh FPI bisa dikatakan banyak kegiatan untuk membesarkan nama dan ditakuti orang. Masih ingat menjelang bulan puasa, pemerintah sudah mengumumkan akan menindak tegas segala upaya penegakan hukum atas penutupan tempat maksiat selama bulan ramadan karena itu adalah hak dari aparat. FPI bisa dikatakan tidak punya taji lagi atau tidak tahu harus berbuat apa yang sering kali dinamakan atas nama agama.


Nah kemarin, Sabtu (6/9) FPI wilayah Jateng-DIY mempunyai cara lain untuk bisa tetap eksis disebut pembela agama Allah. Tidak bisa melakukan penutupan, apalagi melakukan pengerusakan tempat-tempat maksiat di seluruh wilayah Yogyakarta. Mereka melakukan bentuk intimidasi dengan cara lain.


Beberapa anggota FPI sabtu sore tersebut berkeliling sepanjang kota Yogyakarta dan mendatangi beberapa rumah makan yang tetap bukan. Tanpa banyak basa-basi mereka langsung memberikan selebaran yang berisikan himbau agar rumah makan tersebut besoknya harus tutup sehari penuh dan diperbolehkan lagi buka pada sore hario.


tujuannya adalah untuk mengajak mereka menghormati saudara-saudara muslim yang sedang melakukan ibadah puasa. Jika memang himbaun ini tidak dihindahkan hingga tiga kali maka kami akan melakukan langkah tegas dengan menutup paksa rumah makan tersebut. Rencana ini sedang kita kordinasikan dengan kepolisian dan pemerintah,” kata Korlap FPI yang meminta namanya di sebut dengan Gus Tommy.


Wah, apa namanya ini dan siapa sih mereka?, begitu pikir saya. Sebab kita ini hidup di sebuah negara heterogen yang banyak hidup orang-orang yang berkeyakinan berbeda dan tentunya ini adalah negara hukum. Memang kenapa kalau warung tersebut buka dan ada orang yang makan di sana, sebab tidak hanya kaum non muslimin saja yang tidak berpuasa membutuhkan mereka. Bisa saja kaum muslim yang tidak berpuasa membutuhkan mereka untuk mengisi perut kala lapar.


Bukan hanya itu, saya berpikir mereka ini apa pemimpin yang bisa menghidupi orang lain dengan menghentikan salah satu upaya untuk mendapatkan uang demi hidup. Bayangkan, jika warung-warung tersebut tutup, mereka mendapatkan uang dari mana?.


Bisa saja, buka pada pukul 15.00 WIB, tapi bayangkan berapa jam mereka buka dan siapa saja yang pembelinya?. Sebab dengan rentan waktu yang hanya tiga jam tersebut pembelinya mungkin hanya orang-orang yang berkeinginan berbuka atau makan sore, selebihnya mereka akan kembali ke rumah karena sudah kenyang.


Terus terang secara pribadi saya sangat mengencam tindakan intimidasi yang dilakukan oleh ormas yang menamakan FPI tersebut. Dan saya dengan tegas mendukung langkah aparat kepolisian yang akan menindak tegas dan menghukum sesuai aturan bagi mereka yang tidak mau menuruti hukum.





KAYSER SOZE

Tidak ada komentar: