Pemerhati-ku

Rabu, 12 Januari 2011

Hidup Revolusi Negeri Ini

Apa yang Kawan pikirkan sekarang?

Coba sekarang Kawan lihat kenyataan yang ada. Negeri yang kaya dan makmur ini sudah tidak bermartabat lagi. Di era yang katanya sudah maju dan memiliki kepatuhan aturan, hukum ternyata sudah tidak berlaku.

Jangan bicara tentang cita-cita dasar pendiri negeri ini yang selalu ingin rakyatnya sejahtera, aman, dan bermartabat. Di tangan pemimpin laknat yang dipilih langsung oleh rakyat di atas janji-janji manisnya. Negeri yang kita banggakan ini semakin terjerumus dalam lobang hitam besar kehancuran.

Rakyat bukan lagi pemilik negeri ini. Rakyat bukan lagi penuntut hukum yang juga bisa mengadili penjahat-penjahat yang berasal dari penjabat. Dan rakyat negeri ini bukan lagi penikmat kekayaan alam yang sejatinya bisa menjadikan mereka lebih maju dari negara lain.

Di tapi di tangan pemimpin ini dan dedekot-dedekot keparatnya, negeri ini akan dijadikan ajang unjuk kebolehan serta kelihaian memperkaya diri. Tentu saja Bung, bukan kaya akan kerja keras dan semangat berkorban.

Silahkan Kawan baca koran, majalah. Dengarkan radio serta amati setiap saat televisi yang ada di ruang keluarga Bung. Semua akan memberitakan aksi-aksi bejat aparat keparat yang tidak lagi menghormati hukum.

Hukum diinjak-diinjak dan dengan mudah diperjual belikan. Keadilan hanya milik orang-orang yang memiliki harta laksana raja. Aparat? Apa yang Bung katakan, mereka seiya sekata.

Bukannya sebagai pelindung, pengayom, penegak keadilan, pembela negara, atau apapun namanya, sekarang mereka lebih memilih harta meskipun sumpah serapah diucapkan kepadanya.

Sedangkan rakyat jelata yang selalu berada di belakang mereka, senangtiasa selalu dijadikan korban dan tentu saja, sapi perahan.

Kawan, aku berani ambil kesimpulan, kondisi ini secara garis besar disebabkan budaya korupsi di segala lini yang sudah ada sejak negeri ini baru 35 tahun merdeka. Pemimpin dan antek-anteknya masa itu bisa dikatakan sama dengan pemimpin yang memimpin sekarang.

Ibarat buah, dia tidak akan jatuh jauh dari pohonnya.

Kawan, jika kau peduli dengan negeri ini. Sekarang tidak lagi hanya diam serta ikut arus yang semakin lama semakin tidak berbekas. Walaupun kecil, tapi apa yang kita lakukan demi negara ini akan selalu dikenang.

Tidak hanya dengan bertindak secara tegas, semua tindakan atau tulisan akan selalu diterima. Jangan hanya duduk diam saja Bung. Atau hanya mengutuk mereka yang memang tidak becus mengurus negara. Sekarang sudah saatnya revolusi besar harus dilakukan bersama.

Ayo Kawan!!

Tunjukkan kepedulianmu terhadap negeri ini. Mari bersama-sama kita semangatkan lagi rakyat untuk tidak selalu menerima keadaan ini. Karena hanya kita yang bisa menentukan arah negara ini. Bukan mereka yang hanya sesaat di tampuk kekuasaan.

Kawan, senangtiasa aku katakan. Revolusi selalu bermula dari kaum muda yang peduli dengan negeri ini. Baik di jaman kolonialisme, orde lama, orde baru, atau reformasi, perubahaan selalu diawali dari kita anak-anak muda yang tidak terima negeri ini terus dijajah bangsa sendiri.

Kawan, memang semua berat untuk dilakukan. Terlebih lagi kita hidup di jaman yang serba manja dan tersediakan. Terus terang, dalam hidup kalian tidak pernah mengenal hidup penuh kerja keras dan berjuang dengan segala daya serta upaya.

Kalian adalah manusia-manusia yang selalu hidup dengan gaya.

Ayo kawan, apa yang kau pikirkan sekarang?

Kau akan terus sabar dan tenang sementara negara seberang menertawakan serta terus-menerus mempermalukan kita. Jangan pernah berharap kepada aparat. Sebab di dada mereka sekarang bukan tertulis nama rakyat. Namun sudah terpatri kata harta dan kepentingan yang bisa membahagiakan serta menyenangkan mereka.

Ingat kawan, kita hanya hidup sekali. Karena itulah jadikan hidupmu penuh dengan arti.

Kawan, aku janjikan ini hanya sebagai awal perlawanan kita yang selalu akan mengatas namakan rakyat. Hidup Revolusi Negeri Ini!!!!


KAYSER SOZE

Tidak ada komentar: