Pemerhati-ku

Selasa, 06 Januari 2009

untuk Nika

Puisi untuk seseorang

Kudengar rebana di detak jantung
Angin-angin berekor kuda panjang
Datang dari pulau-pulau di pantai selatan

Sepuluh jariku bernyanyi
Serta lagu seriuh pasa malam
Dengan judul namamu

Aku rindu


KAYSER SOZE

Di akhir dan awal tahun

Catatan akhir dan awal tahun

Akhirnya aku bisa menikmati malam pergantian tahun dengan tidak meminum arak, maupun miras lainnya. Tapi tetap seperti malam-malam di tahun sebelumnya, bahwa aku selalu tidak punya rencana untuk melangkahkan kaki guna mendapatkan arah dan tujuan. Ya pada akhirnya, bagaimanapun dalam hidup ini kita harus berubah. Memang sulit untuk berubah, tetapi lebih fatal lagi jika kita tidak berubah bukan?.

Pernah aku berpikir bahwa sekarang ini apa yang aku inginkan. Ali Topan menulis bahwa dalam sisa hidupnya dia tidak menginginkan apa-apa lagi, kecuali membahagiakan anak serta istri tercintanya. Namun bagiku, aku sudah tidak menginginkan apa-apa, sama seprti kebanyakan orang lain. Kebahagiaan dan kesehatan.

Bahkan, saya selalu meminta kepada Tuhan YME supaya hidup tidak usah lama-lama, kalau bisa sampai 70 tahun saja. Daripada hidup menderita.

Sekarang aku berprinsip, berani hidup dan berani mati. Sayang saya hanya berani mati saja. Karena mati itu gampang. Mati, perkara selesai. Tetapi kita hari tahu bahwa manusia hidup setiap hari dan tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari, itu namanya pemberani.

Tentang berani atau tidak berani? Bisakah saya melakukannya. Hidup dengan jantung deg-degan setiap saat, karena tak tahu apa yang akan terjadi nanti. Dari sisi keberanian inilah saya belajar, bagaimana memahami “menerima keadaan”. Pertanyaannya apakah saya berani menghadapi masa depan dengan keadaan ini. Apakah saya berani hidup tanpa penyesalan. Jadi mulai sekarang, saya harus belajar setiap untuk setiap saat. Tentu saja menemukan keberanian untuk mati, karena berani melakukan sesuatu berarti berani menanggung resiko.

Aku selalu menemukan dan memahami kesalahan terakhir yang aku buat, meskipun itu terkadang terulang lagi. Dari kejadian itu, saya belajar oraag harus bertanggung jawab, punya komitmen pada yang dia lakukan. Tidak rugi punya prinsip dalam hidup. Tuhan tidak rugi.

Anda tahu, manusia secara spiritual sering merasa tidak puas. Kita masing-masing lalu menciptakan cara kita sendiri dalam beribadah menghadap Tuhan, dengan membaca bacaan, misalnya.

Akhirnya sekarang, saya harus mengevaluasi cara saya hidup, cara saya berbisnis, cara saya menulis, dan cara saya menyelesaikan masalah. Jangan pernah bicara tentang apa kuceritakan tentang apa yang kulihat. Sebab kalian akan menyatakan aku dusta, karena aku buta.

Kehidupan itu bagai penuh dengan kemisterian dan dunia tentang setan maupun hantu. Tapi kuharap kau tetap tenang. Kau tahu mereka tidak akan menganggu, takkan melakukan apa-apa. Sepanjang kita juga tidak menganggu mereka


KAYSER SOZE